? ??????????????Punk Skulls (Animated)? ????? ?? ???Rating: 4.8 (58 Ratings)??3 Grabs Today. 33648 Total G
rabs. ??????Preview?? | ??Get the Code?? ?? ??????????????????????????????? ??????Punks Paint? ????? ?? ???Rating: 4.7 (3 Ratings)??2 Grabs Today. 1064 Total Grabs. ??????Preview?? | BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Tuesday, July 21, 2009

Benarkah cinta itu buta?

Ada peribahasa yang popular bahwa "cinta itu buta", bahkan William Shakespeare-pengarang tersohor-mengatakan pula "Love is blind". Namun, semua itu merupakan tahap pertama dalam proses tatkala jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika jatuh cinta, mereka melihat hanya satu cinta mereka seperti mereka melihat sesuatu yang sempurna.
Semua orang pasti berbeda pendapat tentang peribahasa mengatakan bahwa cinta itu buta. Sepasang kekasih saling tertarik ke fisik satu sama lain dan tidak melihat kekurangan satu sama lainnya. Kemudian melewati masa saling mengenal masing-masing kepribadian dibutuhkan suatu proses. Pada saat jatuh cinta memang lebih cenderung untuk mengatakan “cinta itu buta”, tetapi sesudahnya lebih cenderung mengatakan bahwa “cinta itu tidak buta”.
Berikutnya banyak yang lupa, jika sepasang kekasih telah mampu melewati berbagai kendala maupun banyak kesulitan selama menjaga jalinan hubungan kasih sayang diantara berdua. Banyak pula yang lupa jika sepasang kekasih pada saat masih berpacaran terjadi salah paham diantara pasangan kekasih bahkan sampai terjadinya konflik kemudian mengalami pasang surut jalinan hubungan kekasih, akhirnya sepasang kekasih mengakhiri konflik dengan saling memaafkan dan meneruskan jalinan hubungan kekasih lagi. Banyak cerita pasangan yang sudah menikah belum sampai 1 tahun atau masih dalam hitungan jari tanganpun bahkan sudah mempunyai anak-biasanya pada saat melamun-pernah mengatakan “yaa, iyalah kok bisa ya aku menikah dengan dia, padahal kalau dihitung-hitung banyak kurangnya daripada lebihnya, kok bisa-bisanya yaa, padahal banyak yang suka sama aku, kok aku mau yaa diajak menikah”. Apakah hal ini suatu penyesalan atau tidak pernah mau bersyukur?
Tahap ini dapat dianggap sebagai yang kedua di dalam proses pengujian tahap jalinan hubungan kekasih. Tentang keadaan fisik sudah bukan penting lagi dan karakter yang lebih penting. Tingkat toleransi dan rasa cinta dapat mengubah pandangan tentang cinta itu buta. Hal ini berarti pasangan kekasih tidak mengasihi satu sama lain lagi, tetapi akan menemukan yang baik dan buruk kualitas tentang cinta.
Cinta merupakan suatu pilihan, semua orang cenderung untuk percaya bahwa kita dilahirkan untuk satu sama lain saling berbagi kasih sayang, tetapi cinta yang benar-benar cinta jika sepasang kekasih saling menerima, toleransi, menghormati dan menunjukkan kasih satu sama lain. Ada banyak keputusan dalam hidup sepasang kekasih yang memiliki pengaruh pada keputusan bersama-sama memiliki anak-anak, membuat karir dalam kehidupan, waktu untuk kehidupan keluarga, hal-hal yang tidak terduga terjadi dalam hidup dan bagaimana cara menanganinya. Hal ini merupakan aspek penting dalam hidup yang bisa mengubah pendapat tentang sepasang kekasih untuk menjadi sempurna. Cinta itu buta dapat dikaitkan bila seseorang merasakan tidak pantas mencintai kekasih dan sering pula membandingkan dengan cinta pada pandangan pertama saja, jika seseorang suka terlihat indah, membuat gairah, melihat fisik semata namun pada tahap berikutnya adalah selalu memberikan kritik kepada kekasih. Dan hanya menemukan "kekasih sempurna" hanya di belakang saja dan perasaan ini dapat berbeda bila melihat secara keseluruhannya. Mungkin kekasih akan menemukan orang yang berbeda dengan perilaku yang tidak dapat ditoleransi dalam sebuah jalinan hubungan kekasih. Selama semua orang memiliki perilaku seperti ini, pernyataan "cinta itu buta" adalah benar.
Sebaliknya, bila dikaitkan dalam suatu proses jalinan hubunga kekasih dalam hal ini menjelaskan bahwa berangsur-angsur dengan waktu, juga bisa memperkuat dengan waktu, walaupun dengan berbagai karakteristik kekasih yang tidak hanya melihat fisik semata akan tetapi menjelajahi segala aspek kepribadiannya akan menemukan bahwa pasangan kekasih yang telah dibesarkan kepercayaan tentang kontrol atas hubungan, atau optimis tentang masa depan jalinan hubungan kekasih adalah bahagia, maka jalinan hubungan kekasih juga lebih kekal dan berlangsung lebih lama serta lebih berkomitmen untuk melihat dalam cahaya positif, maka, selama semua orang memiliki perilaku seperti ini, pernyataan “cinta itu tidak buta” adalah benar adanya.

0 comments: